Signifikansi Pendidikan Agama Luar Sekolah
Belakangan ini terdapat perkembangan yang cukup menarik yakni adanya
antusiasme masyarakat yang cukup besar untuk memasuki lembaga pendidikan di
luar sistem sekolah, seperti kursus-kursus. Pilihat tersebut didasarkan atas
pertimbangan bahwa lembaga pendidikan itu lebih banyak memberikan bekal
keterampilan sehingga outputnya lebih
cepat memasuki dunia kerja. Hal ini berbeda dengan pendidikan formal yang
dinilai terlalu teoritis dari segia muatan pendidikan yang diberikan, selain
cukup lama dari segi waktu yang harus ditempuh.
Perkembangan yang sama juga dapat dijumpai pada pendidikan agama luar
sekolah, seperti maraknya Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang muncul dan
berkembang di perkotaan sebagai alternatif dari sistem langgaran atau sarungan yang
konvensional, baik dari segi metodologis maupun penyediaan sarana belajar
mengajar. Selain itu munculmnya lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan
berbagai macam paket studi agama yang cukup mengundang minat.
Sebagai suatu proses sosial dan kultural, perkembangan ini menarik
diamati apalagi kemunculannya lebih banyak berada dalam lingkaran elit
masyarakat kota. Dalam masyarakat kota agama dengan segala artikulasinya telah
menjadi mode. Gejala macam ini oleh banyak pengamat disebut sebagai perubahan
kultural yang ditandai dengan diterimanya sejumlah simbol agama dan
berkembangnya popularitas spiritualisme.
Fenomena di atas tampaknya perlu menjadi bahan perenungan untuk mencarai
format agama serta lembaga pendidikannya yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Apakah dalam bentuk agama yang bercorak ritualistik simbolik atau dalam bentuk
yang lebih substantif yang masuk dalam kawasan agama yang lebih menonjolkan
dimensi spiritual, etikda dalam pengertian luas.
Dalam prakteknya seringkali dijumpai lembaga-lembaga pendidikan agama
yang didirkan tidak didasarkan atas kebutuhan masyarakat tetapi hanya
didasarkan pada pertimbangan mode
atau hanya mengejar kesemarakan ritual yang cenderung simbolistis.
Agama merupakan kebutuhan yang amat mendasar karena dalam diri manusia
terdapat keinsyafan beragama yang menurut Max Scheler sebagai kemampuan yang
otonom atau gharizah fitriyyah dalam
pandangan Islam.
Masyarakat modern tak pelak lagi telah menjadikan kehidupan manusia
secara teknologis memperoleh banyak kemudahan. Tapi masyarakat modern juga
menjumpai banyak paradoks. Belakangan mereka dihadapkan pada ketidakseimbangan
ekologis yang mengancam kehidupan manusia.
Pada akhirnya, agama dipandang sebagai alternatif paradigma yang dapat
memberikan solusi secara mendasar terhadap persoalan kemanusiaan yang sedang
dihadapi oleh masyarakat modern. Perkembangan inilah yang oleh John Naisbitt
dalam Megatrend 2000 disebut sebagai
kebangkitan agama-agama dunia. Dalam pengertian suatu wacana keagamaan yang
dapat memberikan pengayaan spiritual (supreme
morality). Dalam corak keberagamaan semacam ini orang tidak lagi bicara
dalam kerangka having a religion yang
bersifat statis dan menonjolkan identitas tapi suatu keberagaman yang lebih
menampilkan dimensi spiritual yang dapat memberikan landasan dan kekuatan
etik-spiritual masyarakat.
Bertolak dari pengertian pendidikan agama dan perubahan yang terjadi
dalam kehidupan sosial dan kultural masyarakat secara makro, persoalan yang
dihadapi oleh pendidikan agama adalah bagaimana pendidikan agama mampu
menghadirkan suatu kontruksi wacana keagamaan yang kontekstual dengan perubahan
masyarakat. Selanjutnya, bagaimana konstruksi wacana keagamaan tersebut mampu
ditransformasikan secara sistematik dalam masyarakat.
Ada tiga hal yang menyangkut orientasi pendidikan agama luar sekolah,
yaitu pertama, tercapainya
internalisasi nilai-nilai dan norma-norma keislaman yang fungsional secara
moral untuk mengembangkan keseluruhan sistem sosial budaya.
Kedua, integrasi pendidikan
agama dengan keseluruhan proses maupun institusi dengan pendidikan lain.
Ketiga, pembentukan wawasan ijtihadiyah (interpretasi) agar mampu
menjawab tuntutan hari depan dan transformasi sosial budaya yang terus
berlangsung.
Uraian di atas menunjukkan bahwa jika ditunjang oleh visi yang jelas dan
didukung oleh manajemen yang profesional maka pendidikan agama luar sekolah
merupakan lapangan yang mempunyai prospek yang menjanjikan.
No comments:
Post a Comment