Monday, March 4, 2013

Eksistensi Universitas Korporasi



EXISTENSI UNIVERSITAS KORPORASI
Pendahuluan
Istilah Universitas Korporasi (Corporate University) mulai dikenal para praktisi manajemen dan bisnis sejak 20 tahun yang lalu. Istilah ini terkait dengan ramainya pencarian bentuk dan model organisasi bisnis yang sesuai (suitable) dengan berbagai perkembangan lingkungan yang cepat dan tidak menentu (uncertainty). Karena sudah menjadi hukum dari organissi untuk senantiasa berevolusi dan bahkan berevolusi dalam menghadapi berbagai perkembangan lingkungan.  Untuk tetap eksis dan mempertahankan posisinya di tengah persaingan maka mereka harus belajar sambil menjalankan aktivitas bisnisnya, secara paralel.
Sejak saat itu maka baik teori maupun praktek belajar dan manajemen  proses belajar berkembang dengan menyerap temuan teknologi , prinsip kinerja manajemen tingkat tinggi dan prinsip bisnis. Ketiga komponen tersebut terintegrasi dalam kegiatan dan proses pembelajaran.
Banyak ilmuwan yang telah memberikan gagasan dan meramaikan wacana tentang Universitas Korporasi (Corporate University). Beberapa diantaranya adalah: Revans, Kolb, Honey, Mumford dan lain-lain. Mereka memberikan istilah yang berbeda terhadap Universitas Korporasi (Corporate University). Istilah-istilah yang digunakan antara lain: organisasi pembelajar (the learning organization), perusahaan pembelajar (the learning company), universitas virtual (the virtual university), sekolah pengembangan profesi berkelanjutan (the school of continuing professional development), sekolah korporasi untuk manajemen (the corporate school of management), dan manajemen korporasi (the corporate management).
Peran yang utama dari Universitas Korporasi (Corporate University) bukan sekedar meningkatkan kualitas belajar. Tetapi lebih dari itu, berorientasi strategi, memposisikan organisasi agar dengan kualitas belajar yang baik dapat tumbuh dan berkembang seirama dengan tuntutan perkembangan dunia bisnis. Untuk itu Universitas Korporasi (Corporate University) dituntut untuk membentuk iklim belajar yang beradaptasi dan mendukung pertumbuhan lingkungan bisnis. Syarat untuk menciptakan kondisi tersebut adalah memanfaatkan teknologi elektronik (e-technology) dan paket manajemen proyek (project management package). Dengan demikian, kondisi dimana top-manejemen, para manajer, dan staf dapat membentuk budaya organisasi yang sesuai dengan lingkungan, mesti menjadi fokus dari organisasi. Universitas Korporasi (Corporate University) menyediakan fasilitas berupa pelatihan yang berkualitas, pembelajaran tingkat mahir (advance learning) dan pengakuan atas tingkat capaian prestasi belajar.
Manajemen, konteks strategi dan proses belajar yang digunakan oleh Universitas Korporasi (Corporate University) berbeda dengan perguruan tinggi dan universitas pada umumnya (tradisional). Universitas Korporasi (Corporate University) bentuk cangkokan (a hybrid development). Ia berorientasi pada pengembangan kapasitas intelekstual secara proaktif, diselenggarakan secara efektif, berdasarkan isu aktual yang berkembang, sesuai dengan tuntutan bisnis, dan waktu belajar disesuaikan dengan kesempatan para eksekutif.
Model Universitas Korporasi (Corporate University) memberikan tantangan kepada setiap orang untuk membuka pikiran dan wawasannya. Prinsip yang mendasarinya adalah bahwa ‘setiap orang bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektualitasnya’.
Kontekstualisasi Universitas Korporasi (Corporate University)
Universitas Korporasi (Corporate University) seperti dijelaskan pada bagian pendahuluan, pada prakteknya telah ada pada beberapa negara di dunia, dan dengan berbagai model dan nama. Kehadirannya merupakan implikasi logis dari kemajuan teknologi informatika dan komputer, yang memungkinkan orang dapat belajar virtual, jarak jauh, dan murah. Ini merupakan salah satu bentuk baru dari cara manusia belajar. Dalam istilah Jeannete Voss, adalah “Learning Revolution”.[1]
Dalam perspektif historis, lahirnya Universitas Korporasi (Corporate University) merupakan sekuens dari perkembangan lembaga perguruan tinggi dan universitas.  Dill and Peterson, menyebutkan sekuens perkembangan perguruan tinggi dan universitas dari pola tradisional ke bentuknya yang paling modern yakni  Post-Secondary Knowledge Industry.[2] Secara rinci sekuens tersebut adalah sebagai berikut:
Ø  Pertama; adalah pendidikan tinggi tradisional (traditional higher education), yang kebanyakan menyelenggarakan pendidikan gelar, dengan masa studi kurang lebih 4 tahun.
Ø  Kedua; pendidikan tinggi massa (mass higher educatuion), mulai ramai menyelenggarakan pendidikan non-gelar dengan masa studi 2 tahun. Model ini membuka peluang yang besar kepada masyarakat untuk masuk dan mengikuti perguruan tinggi dan universitas. Ini dengan tidak menyingkirkan program pendidikan gelar. Ini merupakan perkembangan yang lebih kaya dalam sistem pendidikan. 
Ø  Pendidikan post-secondary, yang ditandai dengan keragaman dan kebebasan yang dimiliki oleh perguruan tinggi dan universitas mengembangakan mahasiswanya. Pemerintah turut membantu. Pada model ini, antara dunia pendidikan tinggi dengan dunia Industri mulai bersanding dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak organisasi Bisnis mendirikan perguruan tinggi untuk menopang usaha bisnisnya. Pada era ini, ada tiga model paradigma yang berkembang, yakni:
1.      Industri forces; salah satu karakteristik dari paradigma ini adalah lahirnya intensitas persaingan yang tinggi.
2.      Post-secndary Industry; yakni bersaiongan sesama organisasi industri;
3.      Post-Secondary Knowledge Network;  ditandai dengan konpetisi antara lintas jaringan organisasi bisnis. Hal ini karena penggunaan teknologi informasi yang semakin tinggi dan intensif pada setiap lembaga bisnis, dan pendidikan.
Universitas Korporasi (Corporate University) merupakan salah satu bentuk dari model lembaga pendidikan abad 21, yang ditandai oleh penyatuan antara bisnis dan sekolah atau perguruan tinggi dan universitas. Salah satu model tersebut bernama organisasi pembelajar (the learning organization)[3], sebagaimana disebutkan pada pendahuluan sebagai nama lain dari Universitas Korporasi (Corporate University). Ia merupakan perkawinan antara lembaga bisnis dengan lembaga pendidikan. Beberapa organisasi besar telah mempraktekannya, yakni: General Electric, Apple Computer, Microsoft, Motorola, dan lain-lain. Sumber kesuksesan mereka adalah belajar. Perusahaan yang paling sukses pada tahun 1990-an menurut laporan  majalah Fortuna Internasional adalah “ Organisasi Pembelajar”.[4]


[1] Gordon Dryden, dan Jeannete Vos, The Learning Revolution, (Bandung: Kaifa, 1999), p. 487.
[2] Marvin W. Peterson, at.all., Planning and Managemen for a Changing Environtment,  (San Francisco: Jossey-Bass publisher, 1997),  p.5
[3] Gordon, op.cit.,  p. 463.
[4] Ibid. p.  477.

No comments:

Post a Comment