Beberapa Konsep Sistem Dalam Ilmu Matematika Dasar
Ada tiga hal utama dalam menguraikan kekompleksan
elemen, yakni sebagai berikut:
1.
Menurut
bilangannya;
2.
Menurut spesiesnya/rumpunnya;
3.
Menurut hubungannya dnegna elemen lainnya.
Hal ini dapat di lihat dari gambar berikut, yakni:
Kategori menurut nomor 1 dan nomor 2 , kekompleksannya
dapat dipahami dari jumlah setiap
element yang membentuknya. Sementara kategori nomor 3 , bukan hanya jumlah
elemen yang mesti diperhatikan, tetapi
hubungan diantara mereka.
Suatu
sistem dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan unsur yang saling berhubungan satu sama lain (interrelation).
Interrelation dapat diartikan
bahwa unsur p ada dalam posisi
berhubungan dengan R. oleh karena
itu, perilaku elemen p dalam
hubungannya dengan R berbeda
bentuknya dengan perilaku dalam bentuk
dan hubungan yang lainnya. Jika
perilaku R dan R’ adalah tidak
berbeda, maka itu berarti tidak ada interaksi, dan setiap unsurnya berdiri
sendiri.
Suatu
sistem dapat didefinisikan secara
matematik dalam berbagai cara. Sebagai ilustrasi, kita pilih persamaan
differensial simultan. PI (I=1, 2, 3, . . .,n) dengan
Qi. dalam jumlah tertentu, persamaannya berbentuk sebagai berikut:
Perobahan terhadap salah satu nilai Q, akan
mempengaruhi seluruh nilai dari element
tersebut. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perobahan setiap element yang ada.
Isomorfisme dalam ilmu
pengetahuan.
Ada dua permasalahan utama dari teori sistem umum (general system theory), yakni
bagaimana menjelaskan teori ini dalam
logika matematika yang baku (logico- mathematically),
dan disisi lain tiap tiap prinsip yang mendasari setiap diasiplin yang berbeda
membutuhkan penjeleasan lebih gemblang.
Sebagai contoh, teori dinamika-demografi
mengkin dapat pula berkembang dalam
dinamika-mekanik. Prinsip aksi -
minimum dijumpai pada berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti mekanik dan
kimia- fisika.
Secara sederhana, kemungkinan untuk lahirnya
isomorfisme dalam teori sistem umum (general
system theory) sudah terlihat. Sebagai contoh: hukum eksponensial menyatakan bahwa ‘suatu
angka yang dimasukkan pada suatu entitas, akan menghasilkan perkalian prosentase konstan dari element
tersebut setiap satuan waktu’. Hukum ini dapat diterapkan pada bidang
perbankan, akuntansi, radius atom, molekul, bakteri, atau individu dalam populasi.
Kehadiran isomorfisme
dalam berbagai bidang di dasarkan
pada keadaan prinsip sistem pada umumnya, yang lebih atau
kurangnya akan melengkapi teori sistem umum (general system theory). Keterbatasan konsepsi dapat ditandai dengan
adanya tiga tingkatan yang berbeda dalam menjelaskan fenomena, yakni:
1.
Analogi; yakni adanya kemiripan bentuk dari fenomena yang menghubungkan antara berbagai faktor dan hukum-hukumnya.
2.
Homologi;
banyak digunakan dalam ilmu fisika, ketika faktor efisiennya adalah
berbeda , tetapi masing-masing mempunyai hukum yang secara formal adalah mirip.
3.
Eksplanasi;
pernyataan tertentu tentang keadaan dna hukum yang sah untuk suatu individu atau untuk suatu obyek tertentu.
Kesatuan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan masa depan dari penjabaran teori sistem umum (general system theory) akan
menunjukkan bukti langkah penting dalam
usaha penyatuan ilmu pengetahuan.
Ia ditakdirkan untuk menjadi ilmu pengetahuan ilmiah yang
memainkan peran penting seperti pada zaman purbakalanya Aristoteles. Konsep Yunani tentang dunia adalah statis, benda dipandang
sebagai cerminana dari idea atau arcetip yang abadi. Oleh karena itu, maka
klasifikasi menjadi permasalahan sentral dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam ilmu
pengetahuan modern, interaksi – dinamis muncul menjadi pusat permasalah dalam hubungannya dengna realitas. Prinsip
umumnya di definisikan sebagai teori
sistem.
No comments:
Post a Comment