General system
theory dan kesatuan ilmu
pengetahuan.
Penyelesaian akhir dari setiap gejala alam cenderung ditafsirkan sebagai gejala alam.
Hal ini menunjukkan arah pereduksian semua ilmu pengetahuan menjadi ilmu fisika. Dengan demikian maka
penyatuan ilmu pengetahuan menjadi hal yang masuk akal. Penyatuan konsepsi
kehidupan, didasarkan kepada harapan untuk mengurangi tingkatan dan memperkecil
berbagai realitas menjadi realitas
fisika semata, tetapi masih dalam bayang-bayang kaidah/hukum pengetahuan masing
masing yang berbeda. Pandangan seperti ini dikenal dengan pandangan ‘Reduksionisme’. Lawannya adalah perspektifisme. Mereka tidak mengakui adanya
menyatuan berbagai disiplin ilmu hingga pada melihat fenoimena di alam ini
sebagai gejala fisika semata. Mereka menggambarakan
level fisika, sosial, biologi dan psikologi laksana sebuah es krim, dengan
lapisan, coklat, strawberry dan vanilla. Kita tidak dapat menghilangkan coklat didalam lapisan vanilla.
Teori sistem
umum (general system theory) dalam
Pendidikan: hasil dari ilmuwan generalis.
Beberapa tahun yang lalu, suatu makalah yang berjudul:
‘the education of scientific generalis’, diterbitkan oleh kelompok ilmuwan
seperti Bode (ahli rekayasa), Mosteller (ahli sosiologi), Tukeuy (ahli
matematika) dan Winsor (ahli biologi), dimana mereka menekankan ‘perlunya
pendekatan yang lebih sederhana dan
menyatu untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan’.
Dengan perkembangan tersebut, maka pendidikan tradisional dibidang fisika,
biologi, dan psikologi serta ilmu pengetahuan yang masih selalu terpisah,
kembali di gugat. Dalam hal ini, teori sistem umum (general system theory) merupakan suatu kemajuan yang penting
terhadap pendidikan integral dan
sintetis interdisiplin.
Ilmu Pengetahuan dan masyarakat
Ketika kita berbicara tentang pendidikan, komunikasi dan penyatuan berbagai fakta, maka
kita tidak semata-mata membicarakan tentang nilai-nilai ilmu pengetahuan.
Tetapi kita juga membincangkan nilai-etika, yang penting artinya bagi kepribadian manusia. Apakah manfaatnya
dari pembicaran kita tentang berbagai disiplin ilmu pengetahuan? Hal in menggiring kita pada permasalahan
utama dari setiap ilmu pengetahuan umumnya, dan ilmu sosial serta perilaku
khususnya.
Penguasaan kita tentang hukum fisika, biologi begitu
hebatnya, hingga telah melahirkan berbagai temuan obat-batan, produk pangan dan
bibit unggul, bahkan manusia telah dapat mengontrol kehidupan benda-benda yang
ada di alam. Tetapi ada satu yang masih langka, yakni hukum ilmu masyarakat (human society) dalam bentuk teknologi kemanusiaan (sociological technology). Oleh karena itu, prestasi yang gemilang
dibidang ilmu fisika lebih banyak mendatangkan bencana bagi ummat manusia;
seperti kelaparan disebagaian besar
belahan bumi, sementara dibelahan bumi yang lain yang terjadi adalah penghacuran hasil panen, terjadi perang
dahsyat, dan diskriminasi, serta
penghancuran kehidupan manusia.
Aturan Pokok: Manusia adalah individu
Kita dapat membayangkan ilmu pengatahuan dan hukum-hukumnya yang
memahami masyarakatnya dan dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan
masyarakat. Pengetahuan seperti tersebut
bukan hanya mengajarkan kita bagaimana perilaku manusia dan masyarakat dalm berhubungan dengan
organisasi tetapi juga memahami keunikan
manusia itu sendiri. Hal yang paling penting adalh bahwa manusia bukan
semata-mata political animal, tetapi diatas segalanya adalah ‘individu’. Nilai
kemanusiaan yang tinggi bukan ditentukan oleh
kelengkapan biologisnya, kelengkapan fingsi biologisnya dan kelompok
dimana ia berada, tetapi ditentukan oleh
‘jiwa kepribadiannya (individual
mind)’. Masyarakat bukanlah kumpulan binatang, tetapi kumpulan individu
dengan karakteristik yang khas.
No comments:
Post a Comment