Wednesday, March 27, 2013

Pendidikan Islam 2



Membangun Pendidikan Islam

Sebagai agama penyempurna sekaligus penutup agama-agama wahyu, Islam adalah pedoman hidup universal, eternal dan kosmopolitan. Universal artinya, ajaran Islam berlaku dan merahmati seluruh alam dengan segala isinya, yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda planet lainnya. Eternal artinya, berlaku sepanjang masa selama kehidupan dunia masih berlangsung, selalu kontekstual, dan up to date dengan segala persoalan hidup dan kemanusiaan. Dan kosmopolitan artinya, secara garis besar dan  dalam beberapa persoalan, secara rinci ajarannya mencakup semua aspek kehidupan manusia, atau paling tidak memberi arah dan nilai agar manusia tidak lepas kendali dan tetap mempunyai keterikatan primordial dengan nilai-nilai ketuhanan yang merupakan idealis fitrahnya.
            Untuk itu dalam rangka mewujudkan sistem nilai Islam pada bidang pendidikan menjadi sebuah sistem pendidikan yang dapat diandalkan, paling tidak ada dua cara. Pertama, meningkatkan kualitas berpikir dengan cara meningkatkan kecerdasan. Kedua, memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas kerja melalui peningkatan etos kerja.
            Kemajuan sebuah bangsa pada umumnya ditentukan oleh bangsa itu dalam mendayagunakan sumber daya manusia melalui pergumulannya mengembangkan ilmu pengetahuan.
Pertama, Allah memerintahkan agar manusia senantiasa berpikir dan menggunakan pikirannya dalam memecahkan persoalan-persoalan hidup yang dihadapi.
Kedua, Allah telah melakukan liberalisasi dalam bidang ilmu, agar semua manusia, laki-laki dan perempuan diwajibkan mencari ilmu.
            Ketiga, dengan akal, manusia diperintahkan untuk membuktikan kekuasaan Allah dengan cara mengkaji dan menglola alam demi keperluan hidupnya, tetapi juga dilarang untuk berbuat kerusakan dan pertumpahan darah.
            Keempat, manusia diperintahkan untuk fantasiru fil ardl (mengembara di muka bumi) dalam rangka mencari ilmu pengetahuan.
            Kelima, kecintaan terhadap informasi atau pengetahuan yang akhirnya menumbuhkan kecintaan kepada kegiatan belajar.
            Islam adalah agama yang mudah dan menyenangkan. Di antara pentunjuk Islam tentang kehidupan dalam segala aspeknya secara umum harus dilakukan dengan dasar ibadah kepada Allah, dan dikerjakan dengan penuh kesungguhan. Adapun prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut:
Pertama, di dalam Islam, motivasi dasar yang harus diletakkan oleh setiap muslim dalam menjalankan hidup ini adalah pengabdian kepada Allah semata (Q.S. 51:56). Dari ayat ini dapat dipahami, bahwa Islam mengajarkan, hidup dan seluruh aspeknya, termasuk bekerja mengelola lembaga pendidikan harus diniatkan sebagai pengabdian kepada Allah.
Kedua, Alqur’an menegaskan bahwa cara yang terbaik untuk mendapatkan prestasi dalam hidup ini adalah dengan bekerja. Karena pada dasarnya seseorang tidak akan memperoleh sesuatu selain yang diusahakan atau dikerjakan.
Ketiga, dalam hidup dan bekerja, Islam mengajarkan akan pentingnya berorientasi ke masa depan, kerja keras, teliti, hati-hati, menghargai waktu, penuh rasa tanggung jawab, dan berorientasi pada prestasi (archievement oriented), dan bukan prestige semata. Artinya: 1) hidup harus mempunyai cita-cita, 2) kerja santai, tanpa rencana, malas, boros tenaga, waktu dan biaya adalah bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam, 3) Semua masalah yang menjadi tanggung jawabnya harus dihadapi dengan rasa penuh tanggung jawab, 4) hidup dalam Islam harus hemat dan berpola sederhana, tidak konsumtif dan berlebihan, tetapi tidak kikir, 5) Islam menilai, sebaik-baiknya pekerjaan adalah yang dikerjakan dengan sebaik-baiknya (akhsana amala).
Untuk itulah bahwa, kualitas berpikir (etos berilmu) dan peningkatan kualitas amal (etos kerja), adalah salah satu bentuk strategis dari perubahan sosial yang merupakan persyaratan bagi peradaban. Karena itu, untuk mengembangkan kecakapan yang andal dikalangan umat Islam, adalah mengelola pendidikan, mengharuskan kita bertanya secara obyektif pada diri sendiri dan melakukan pengamatan secara mendalam terhadap budaya yang sedang dikembangkan oleh masyarakat. Apakah nilai-nilai (etos berpikir dan etos masyarakat) sudah tertanam dalam diri kita dan umat kita? Kalau belum, maka perlu diadakan perubahan-perubahan kultural berupa perubahan cara berpikir dan bekerja secara berkelanjutan dan bersama-sama.
Oleh karena itu untuk membangun sistem operasional pendidikan yang berangkat dari sistem nilai Islam, sebenarnya juga tidak terlepas dari kualitas berpikir dan berkerja umat kita. Artinya, semakin berkualitas pemikiran dan kerja umat, maka akan semakin mampu membangun nilai-nilai tersebut menjadi sistem opersional dengan corak yang bervariasi dan dengan kualitas yang semakin baik. Sehingga pada akhirnya dapat mengelola lembaga pendidikan yang berkualitas.

No comments:

Post a Comment