Pada awal
kemunculanya, istilah ini lebih di apresiasi sebagai gambaran yang melukiskan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dimana orang dapat berkomunikasi
dan memperoleh informasi dari belahan bumi manapun, tidak peduli berapa
jaraknya, dalam waktu yang singkat, dengan bantuan alat komunikasi satelit,
telepon, handphone, dan internet. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, dibidang lain yakni perhubungan dan angkutan, terjadi penemuan
teknologi angkutan yang canggih dalam bentuk kereta-api, kapal laut atau kapal
udara. Hal ini mendorong mobilitas manusia dan barang menjadi lancar dan cepat,
sehingga arus lalu lintasnya menjadi cepat dan lancar pula. Ini mendorong
lembaga perdagangan untuk melakukan perdagangan lintas negara. Dalam kondisi
seperti ini dunia terasa menjadi sempit.
Gambaran dunia mini yang sebelumnya menjadi alat peraga atau
pelengkap/aksesoris meja eksekutif, yakni ‘globe’
hadir secara real.
Kini,
Globalisasi bukan lagi merupakan suatu pilihan untuk bergabung atau tidak bergabung.
Tetapi, Globalisasi adalah suatu fakta yang mengikat semua bangsa dan negara di
dunia untuk tergabung menjadi satu. Dalam konteks Globalisasi, maka hanya ada
satu dunia. Ini berbeda dengan era sebelumnya, yakni Perang Dingin (Cold War). Perang dingin membagi dunia
menjadi dua sub-sistem, yakni sistem yang menganut sosialisme-komunisme sebagai
Ideologi, dan sistem yang menganut kapitalisme sebagai ideologi.[1]
Dan dalam kondisi seperti itu, beberapa bangsa masih mendapatkan pilihan lain
untuk tidak masuk kedalam salah satu Blok tersebut, yakni negara-negara anggota
Gerakan Non-Blok (GNB).
Sekarang,
setelah runtuhnya tembok Berlin, dan runtuhnya Uni-Sovyet, maka berakhirlah era
Perang Dingin (Cold War) yang diikuti
oleh hancurnya sistem internasional yang mendukungnya. Sebagai penggantinya
adalah Globalisasi sebagai satu-satunya sistem Internasional. Dan ideologi yang
masih eksis di tengah sistem ini adalah Kapitalisme, yang mendukung lahirnya
pasar bebas, pasar tunggal dunia, penghilangan larangan dagang dan tarif antar
negara. Tidak ada sistem lain yang mengatur tata pergaulan dunia sekarang
kecuali sistem Globalisasi.
Dibidang pendidikan, penemuan teknologi
komunikasi dan informasi tersebut memberikan sumbangan yang luar biasa. Karena
dengan kehadiran teknologi dan penerapannya di bidang pendidikan, ia telah
melahirkan momentum revolusi ke-4 di bidang pendidikan.[2]
Revolusi keempat ini ditandai dengan proses kegiatan pembelajaran terbuka dan
jarak jauh (open and distance learning)
dengan alat bantu telepon dan atau internet. Pada era ini orang dapat
memperoleh informasi dan pengetahuan
dari manapun hanya dengan membuka web-site
tertentu dan melakukan search engine.
Seperti
diketahui, bahwa pada revolusi yang pertama di bidang pendidikan, ditandai
dengan peristiwa dimana orang tua mulai mendelegasikan tanggung jawab mendidik
anaknya kepada guru di sekolah, disini proses belajar-mengajar berpindah dari
rumah (orang tua) ke sekolah (guru). Pada revolusi kedua ditandai dengan
ditemukannya bahwa tulisan, sehingga pembelajaran tidak bersifat oral semata.
Dan pada revolusi ketiga ditandai dengan ditemukannya mesin cetak, sehingga memungkinkan
pengetahuan ditulis, dan siswa atau anak didik mulai dapat belajar mandiri
dengan menggunakan buku sebagai sumber belajar.[3]
Bersamaan
dengan terjadinya Revolusi ke-4 dalam pendidikan secara Internasional terjadi
upaya untuk mempermudah interaksi dan transaksi perdagangan. Hal ini dilakukan
dengan membuat perjanjian dan kesepakatan kerja sama dibidang tarif dan anti
dumping. Tujuannya adalah mempermudah mobilitas perdagangan antar negara tanpa
di dihalangi oleh peraturan pemerintah suatu negara yang mengikat (restricted). Output dari upaya tersebut
adalah penandatanganan dan pemberlakuan WTO, AFTA, dan APEC.
Dalam konteks
perjanjian perdagangan dunia yang tercakup dalam WTO (world trade organization), maka ada dua macam kesepakatan utama,
yakni kesepakatan tentang perdagangan
dan tarif, serta tentang jasa.
Bentuk kesepakatan yang pertama tertuang
di dalam agenda GATT (general agrement on
trade and tariff); sementara bentuk kesepakan yang kedua tertuang di dalam
GATS (general aggrement on trade and
service).
Kehadiran WTO,
dan lembaga-lembaga kerjasama multi lateral, serta piranti teknologi seperti
telepon, dan komputer menjadi instrumen dari globalisasi. Ia mempengaruhi
secara dan radikal seluruh aspek dan sistem kehidupan manusia. Salah satu aspek
kehidupan yang tidak luput dari pengaruh globalisasi adalah pendidikan.
Lembaga
pendidikan akan mengikuti bentuk lembaga bisnis, industri dan perdagangan.
Multi National Corporation, bukan hanya ada dalam bidang perdagangan dan
industri tetapi juga akan ada di bidang pendidikan. Hal ini tentu dengan
berbagai hambatan, dan permasalahan yang melingkupinya.
No comments:
Post a Comment