Strategi implementasi Manajemen -
Berbasis Sekolah (MBS) .
Ada dua
hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan Manajemen - Berbasis Sekolah (MBS) yakni sistem/struktur organisasi dan
gaya manajemen. Pertama, bahwa sistem
dan struktur organisasi sekolah adalah
bersifat otonom. Otonomi yang dimiliki oleh sekolah tersebut bersifat unik,
karena ia khusus mengurusi urusan pengajaran, yang mesti berkoordinasi bahkan
punya ketergantungan dengan pihak-pihak ekstern seperti pemerintah daerah
maupun nasional (state and local
government), organisasi lokal terutama pengusaha dan orang tua murid
sebagai stake holders. Hal yang penting diperhatikan sehubungan dengan sifat,
struktur dan sistemnya yang otonom,
adalah hubungan sekolah dengan sekolah
lainnya di tempat yang sama, hubungan sekolah dengan masyarakat setempat,
dengan pemerintah daerah, dengan pemerintah pusat dan dengan lembaga lain yang
ada di daerah tempat sekolah berada.
Kedua, bahwa konsep ini merupakan perobahan dari
gaya manajemen yang tidak berpusat pada
sekolah (non-school based) menjadi
berpusat di sekolah (school centered).
Secara dialektikal, hal ini
merupakan anti-thesa dari model manajemen yang sentralistik. Model ini
menekankan pembebasan dari kekakuan serta kungkungan birokratis yang selalu menghalangi profesionalisme dan
inovasi serta kreatifitas tenaga kependidikan. Oleh karena itu, dalam
implementasinya memerlukan kepiawaian di bidang manajemen (Change Management) oleh para penyelenggara pendidikan, mulai dari pusat, daerah, hingga
di sekolah. Hal yang penting diperhatikan sehubungan dengan perubahan gaya
manajemen yang terpusat di sekolah (school
centered) adalah kemampuan menajerial dan leadership pimpinan sekolah,
kemampuan,inisiatif, dan daya kreatifitas dan kerjasama pada staff, tingkat
partisipasi masyarakat terutama dalam pengambilan keputusan dan pengamanan
hasil-hasilnya, kesediaan politik (political
will) pemerintah daerah di wilayah
mana sekolah berada (local government)
untuk mengimplementasikan model School-Based Management (SBM).
Oleh
karena itu, maka implementasi dari manajemen berbasis sekolah, memerlukan
strategi yang tepat. Beberapa strategi implementasi dari Manajemen - Berbasis
Sekolah (MBS) yakni sebagai berikut:
1. Manajemen - Berbasis Sekolah (MBS) mesti mendapat dukungan dari staff yang
ada di sekolah termasuk dewan guru.
2. Manajemen - Berbasis Sekolah (MBS) lebih berhasil jika diimplementasikan
secara bertahap, dari lima tahun atau lebih.
3. Staf di daerah seperti kecamatan
atau desa dan staff sekolah mesti mendapatkan pelatihan khusus di bidang
organisasi dan administrasi, disamping harus belajar menyesuaikan diri dengan
berbagai perobahan peran baru dan alur-alur komunikasi yang baru.
4. Tersedianya anggaran yang cukup,
termasuk untuk kegiatan pelatihan pertemuan atau rapat secara berkala.
5. Kantor Dinas Pendidikan mesti
mentransfer kewenangan kepada kepala sekolah untuk pada gilirannya Kepala
sekolah mesti berbagi kewenangan dengan para guru dan orang tua murid.[1]
6. Pada saat memulai implementasi
Manajemen - Berbasis Sekolah (MBS), maka
perlu di sepakati hal-hal spesifik,
seperti: menyetujuai siapa yang akan terlibat, jumlah dan ukuran kelompok, dan
bagaimana cara mencapai suatu kesepakatan.
7. Memulai dari hal-hal yang kecil
secara perlahan-lahan.
8. Perlu memperjelas prosedur, peran,
dan harapan tentang hasil yang akan di capai.
9. Memberikan kesempatan kepada setiap
orang untuk turut terlibat.
10. Membangun dukungan dan rasa saling
percaya.
11. Membangun infrastruktur yang
mendukung mengambilan keputusan yang tepat.
12. Menetapkan suatu rencana pembangunan
yang jelas untuk di capai.[2]
No comments:
Post a Comment